Jumat, 11 Maret 2016




TUGAS
KEWIRAUSAHAAN





NAMA: Nurul setia ulandari
 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA
   NIM: 14.10.031.804.014

     
STMIK-AMIK RIAU

2016


3 Profil Orang Sukses Karna Bekerja Antara Lain :

1.    DAHLAN ISKAN
Dahlan Iskan (lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.






Karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
ü Jawa Pos (1982)         
ü Fangbian Iskan Corporindo (FIC) (2009)
ü Perusahaaan Listrik Negara (PLN) (akhir 2009)
ü Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN) (2011)

2.    GITA WIRJAWAN
Gita Wirjawan adalah seseorang yang sukses dalam karir dan juga merupakan salah satu mantan calon Presiden Indonesia tahun 2014. Gita Wirjawan lahir di  Jakarta 21 September 1965 dengan nama asli Gita Irawan Wirjawan. Ayahnya bernama Wirjawan Djojosoegito dan ibunya bernama Paula Warokka Wirjawan. Gita memang dikenal sebagai tokoh yang sukses dalam hal karir. Perjalanan Gita dalam membangun kesuksesannya tak luput dukungan dari orang tua dan keluarganya. Tahun 2008 ia mendirikan sebuah perusahaan bernama Ancora Capital (tempo), yaitu sebuah perusahaan investasi di bidang pertambangan dan sumber daya. Perusahaan yang didirikannya tersebut, ia dirikan setelah mundur dari jabatannya sebagai Presiden Direktur (Presdir) JP Morgan Indonesia di tahun 2006- 2008.
 


Gita Wirjawan menmempuh S1 di Texas yaitu di Universitas og Texas di Amerika Serikat. Selama kuliah, ia bekerja paruh waktu guna mengasah bakatnya dibudang wirausaha, ia bekerja di sebuah restoran di Texas. Lulus dari Texas, ia melanjutkan S2 nya di Baylor University tahun 1989 dan fokus mengambil jurusan Administrasi di bidang bisnis. Setelah lulus, ia memulai karirnya dan melamar pekerjaan di Citibank. Tahun 1999, ia kembali mengambil kuliah S2 nya di Harvard University dengan mengambil jurusan Public Administration dan lulus di tahun 2000. Riwayat perjalanna hidup gita di bidang pekerjaan bisa dibilang sukses. Setelah menggali penggalamannya di CITIBANK ia melanjutkan karirnya bekerja di ST Telekomunikasi di Singapore sampai tahun 2006. Dan kemudian ia pun menjabat sebagai Direktur utama di JP Morgan Indonesia. Untuk membuktikan keahliannya dalam menjalankan pekerjaaannya, ia pun mundur dari JP dan mendirikan perusahaan barunya sendiri yaitu Ancora Capital. Ia merasa benar-benar cocok dengan bidang finansialnya. Hanya dalam waktu hitungan bulan, ia pun berhasil mengambil beberapa saham di perusahaan besar seperti Perusahaan Apexindo, Perusahaan PT Bumi Resources, Prata Duta, Perusahaan Multi Nitrat Kimia, Perusahaan Properti di Jakarta dan juga di Bali.
Karir Gita ternyata tidak berhenti di bidang usaha. Pada tanggal 11 November 2009 ia pun di tunjuk oleh mantan Presiden Susilo Banbang Yudhoyono untuk diangkat sebagai BPKM yang tergabung di Kabinet Indonesia Bersatu, dan diangkat sebagai ketuanya. Ia bertugas sebagai pembenah dari masalah investasi yang telah di derita Indonesia, tahun 2011 kemudian ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Bersatu II. Tanggal 31 Januari 2014, ipun mengundurkan diri dari menteri perdagangan karena ia memutuskan untuk ikut dan focus pada pencalonannya sebagi Capres 2014 yang diusung oleh Kabinet Partai Demokrat.

3.    Jahja Setiaatmadja

“Berusaha menjadi seorang conductor dalam sebuah orchestra dimana saya harus bisa mendengarkan semua instrumen yang dimainkan,” ujar Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam sebuah wawancara eksklusif di kantornya kepada businesslounge.co.
Jahja, demikian panggilan akrabnya lahir dari keluarga yang kurang mampu. Jahja lahir di Jakarta, 14 September 1955, Menapak tilas ke belakang bagaimana perjuangannya sejak berada di bangku pendidikan SD dan SMP harus berjalan kaki bahkan saat beranjak di SMU dirinya pun sampai bergelantungan di bus umum demi keinginannya untuk tetap mendapatkan pelajaran di sekolahnya. “Saat melanjutkan kuliah saya hanya mampunya dulu berkuliah di fakultas ekonomi Universitas Indonesia dan setelah lulus dari kampus ini saya memulai karir pertama dengan bekerja di kantor akuntan Pricewaterhouse kurang lebih 2 tahun,” kenangnya seakan bernostalgia. Menurutnya, tidak ada kata gagal dalam kamus hidupnya. Hal ini disebabkan karena Jahja selalu memegang prinsip dalam perjalanan hidupnya untuk selalu berpikir positif sehingga apapun tantangan yang di depannya takkan pernah membuatnya menjadi mudah menyerah apalagi putus asa.



Melewati setiap proses yang ada disertai dengan perjuangan yang tidak mudah dan penuh dengan lika-liku kehidupan membuatnya terus belajar untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Kepribadiannya yang ramah, ulet, pekerja keras, dan rendah hati adalah bentuk dari proses hidup yang selama ini dilewatinya. Benar, kesuksesan adalah impian semua orang. Namun demikian, untuk berada pada tahapan sukses seperti saat ini, Jahja bukanlah orang yang selalu ingin berada dalam mimpi tetapi semuanya dijalani dengan tekun dan kesungguhan hati. Jahja Setiaatmadja memulai karirnya di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai General Manager, dan pada tahun 1995 dirinya diangkat menjadi Kepala Divisi sebelum empat tahun kemudian perusahaan mengangkatnya menjadi Direktur pada 29 Desember 1999.
Perjalanan karirnya di BCA terus menanjak hingga dirinya pun terpilih sebagai Wakil Direktur Utama BCA pada 26 Mei 2005. Akhirnya, tepat pada 12 Mei 2011 silam, melalui sebuah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BCA memutuskan untuk mengangkat Jahja menjadi Presiden Direktur. Sebagai seorang pemimpin, dirinya pernah meraih beberapa penghargaan seperti halnya, sebagai Most Favourite Leadership of the Year 2010 dan CEO of the Year 2011 versi Indonesia Property & Bank Award 2011. “Kita memimpin sebuah kapal besar harus tahu tujuan kita. Hal-hal yang tidak benar harus kita ketahui, agar kita sampai di tujuan kita sehingga bagi saya seorang pemimpin harus tahu seperti itu,” ungkapnya dengan bijak.

3 Orang Sukses Karna Berwirausaha Antara Lain :

1.     Djoko Susanto
Djoko Susanto lahir di djakarta 9 februari 1950. Baginya, Mimpi tidak hanya bertengger menjadi mimpi ketika disiasati oleh kerja nyata dan usaha menembus peluang yang tidak kenal menyerah. Bagi Djoko Susanto, mimpi adalah hoki yang mampu mengendus peluang. Dan bahan bakarnya adalah kerja keras, jujur, dan punya komitmen dalam menjalankan sebuah usaha.
Terlahir dari keluarga pedagang kelontong yang putus sekolah, Djoko Susanto telah mengenali napas perjuangan sejak ia masih balita, Aroma rumahnya serba berbau kerja keras, Pagi mengantarkan kerja, malam juga diakhiri dengan kerja. Semua dilakukan demi hidup, demi keberlangsungan napas keluarga. Situasi itu sesungguhnya sangat mudah memantik frustasi, tapi tak terjadi pada Djoko. Ia tak menyerah menghadapi nasib. Realita kehidupan justru ia jadikan pelecut untuk bergerak memanfaatkan apa yang ia punya, yakni sejumput ilmu perdagang. Andai saja pada waktu itu djoko tidak berani merubah hidupnya kerabat, teman, dan lingkungan pergaulanya hanya akan mengenal djoko susanto sebagai pedagang kelontong.
Kegigihannya melewati proses mengantarnya pada fase-fase yang memajukan. Lihatlah perjalanannya. Karier bisnisnya dimulai dari sebuah toko kelontong milik keluarga di bilangan Petojo, Jakarta Pusat, sekitar tahun 1967. Kemudian ia meningkatkan keberadaannya dengan memiliki toko kelontong sendiri. Dan Akhirnya Djoko menjalankan bisnis grosir penjualan rokok melalui toko kelontongnya itu. Usaha kelontong bernama Toko Sumber Bahagia ini menjadi cikal bakal kelompok bisnis ritelnya yang bernama Alfamart dibawah bendera PT Sumber ALfaria Trijaya Tbk ( SAT ).

"Minimarket selalu dituduh menghambat pasar tradisional. Padahal, apa yang dilakukan adalah mendorong pasar tradisional untuk meningkatkan pelayanan mereka," kata Djoko.
Jaringan minimarket perusahaan yang didirikan Djoko Susanto, mantan eksekutif produsen rokok raksasa, HM Sampoerna ini terdiri dari minimarket milik sendiri dan minimarket dalam bentuk kerjasama waralaba, dengan jumlah minimarket milik sendiri 2.396 (2009) dari semula 2.067 (2008) dan kerja sama waralaba 798 (2009) dari 592 (2008).
Sejarah Alfamart Minimarket
Ø 27 Juni 1999 - Didirikan "PT Alfa Mitramart Utama (AMU)" dengan pemegang saham: PT Alfa Retailindo, Tbk = 51% , PT Lancar Distrindo = 49%
Ø 18 Oktober 1999 - "PT.Alfa Mitramart Utama" didirikan toko pertama dibuka dengan nama "Alfa Minimart" di JL.Beringin Raya, Karawaci, Tangerang
Ø 1 Agustus 2002 - Kepemilikan beralih ke "PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT)" dengan pemegang saham: PT HM Sampoerna, Tbk = 70% , PT Sigmantara Alfindo = 30%
Ø 1 Januari 2003 - Nama "Alfa Minimart" berubah menjadi "Alfamart"
·         Desember 2008 - Jumlah gerai lebih dari 2750
Ø 15 Januari 2009 - "PT Sumber Alfaria Trijaya" menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO)
Ø Januari 2010 - Jumlah gerai lebih dari 3500

2.    Tirto Utomo

 Tirto Utomo dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah 8 Maret 1930, Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Surabaya, dia mengisi waktu luang dengan menjadi wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, karena kuliah tidak menentu, akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Pada tahun 1954 selepas SMA di Malang, Lisa masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sambil kuliah, Lisa bekerja di British American Tobacco (BAT Indonesia). Maret 1955 Lisa gagal mengikuti ujian kenaikan tingkat dan kemudian memutuskan berhenti kuliah. Saat Lisa mengajar bahasa Inggris di Batu Ceper, menjadi guru SD Regina Pacis, dan menerima jasa penerjemahan dan pengetikan, Lisa dilamar Tirto dan mereka menikah pada 21 Desember 1957 di Malang.














            Musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI. Sementara Lisa berperan sebagai pencari nafkah yaitu dengan mengajar dan membuka usaha catering, Tirto belajar dan juga ikut membantu istrinya. Pada Oktober 1960 Tirto Utomo berhak menyandang gelar Sarjana Hukum. Setelah lulus, Tirto Utomo melamar ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak karirnya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak.Kedudukan Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing membuat sebagian besar hidupnya berada di luar negeri. Pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni AQUA, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis. Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama PT. Golden Mississippi dan merek produksi Aqua. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.


3.  Elang Gumilang

            Elang Gumilang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, ia tidak pernah mengubur bakat bisnis dan keuletan yang di turunkan oleh ayahnya H.Misbah yang punya usaha kontraktor kecil-kecilan. Saat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor ia sudah belajar berbisnis yaitu dengan berjualan donat. 
Kegiatan ini baru berhenti karena orang tuanya melarang. Tapi ia dengan bakat dan kecerdasannya terus mencari uang kali ini dengan mengikuti aneka lomba. Ia pernah muncul sebagai juara ke-3 Marketing Games Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia di Universitas Trisakti. Ia juga juara pertama kompetisi Ekonomi SMA Se-Jabodetabek 2003 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juara pertama Economic Contest di Institut Pertanian Bogor sehingaa uang Rp. 10 juta terkumpul. 
 


Ia mendapat “tiket gratis” masuk Fakultas Ekonomi & Manajemen IPB. Di IPB keinginan bisnisnya terus berkembangdan Pada tahun pertama, ia berjualan sepatu berbekal katalog, ia menawarkan sepatu dari satu asrama ke asrama mahasiswa di Kampus itu selain itu Ia juga pernah menjual lampu, kemudian minyak goreng.
Memasuki tahun ke-3 ia dan 12 kawannya membuka kursus Bahasa Inggris English Avenue, di kampusnya dengan modal Rp. 21 juta dan ia menjadi direkturnya. Untuk mengisi waktu luang, ia menjadi tenaga pemasaran salah satu perusahaan property di Bogor. Tak ada Gaji, hanya mendapat komisi jika berhasil menjual rumah. Berbekal pengalaman menjadi salesman pengembang Ia nekat berbisnis sendiri.  Pada tahun 2005, pengemar traveling itu mencoba ikut tender rehabilitasi sekolah dasar di Jakarta. Nasib baik, proyek senilai Rp. 160 juta digenggamnya. Ia makin percaya diri mengeluti dunia properti. Kemudian pada tahun 2006 dia mengubah akta perusahaan yang hampir tutup menjadi Elang Group. 
Tanah kosong milik sebuah instansi di cinangneng Kabupaten Bogor, di liriknya. Tapi ketika itu ia tidak memiliki modal, Bank juga enggan mendanainya. Ia tidak menyerah dan mengajak kawannya untuk patungan hingga mendapat uang Rp 340 Juta. 
Lalu ia membujuk Bank Tabungan Negara (BTN) bekerjasama menyediakan kredit kepemilikan rumah sederhana bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat berpenghasilan dibawah Rp 2,5 Juta. Akhirnya BTN pun setuju. Pada 2007 Elang Group menjual rumah. Harganya mulai Rp 25 Juta (Tipe 21/60 berbunga 4,5% per tahun dan maksimal Rp 45 Juta (Tipe 36/72 ) Berbunga 7,5% per tahun. Cicilannya Rp 25-90 ribu per bulan. 
Proyek perdana Elang Group di perumahan Griya Salak Endah itu berhasil. Sebanyak 450 unit rumah terjual. Pembelinya buruh, pedangan, tukang tambal ban, dan guru. Saya tergerak menyediakan rumah murah karena banyak orang kecil kesulitan membeli rumah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar